Friday, July 27, 2012

Harta Orang Kaya di Negara Bebas Pajak Mulai Tak Aman


Paris - Kampanye global untuk menarik pajak dari triliunan dolar milik orang kaya yang disembunyikan di negara-negara bebas pajak (tax haven) mulai ada kemajuan.

Salah seorang pejabat pejabat yang memimpin gerakan ini menampik dugaan kalau orang-orang kaya tersebut berada di luar lingkaran otoritas dunia Barat.



Pascal Saint-Amans, direktur unit Organization for Economic Cooperation and Development juga meragukan perkiraan bahwa tax haven secara terang-terangan melindungi harta kekayaan setara ratusan kali lipat kekayaan Bill Gates.

Pemimpin negara-negara barat dan berkembang di grup G20 meluncurkan kampanye ini tiga tahun lalu. Mereka menargetkan meraup kembali miliaran dolar pendapatan pajak yang hilang di masa-masa pemerintah berusaha memangkas defisit anggaran besar-besaran.

Saint-Amans mengatakan, dia merasa sebelum inisiatif G20 di 2009 London Summit, orang-orang bisa menyembunyikan harta kekayaannya di berbagai negara tax haven tanpa ada resiko tindakan hukum apa pun.

“Sekarang Anda beresiko dan ini merupakan perubahan besar. Inilah revolusi,” kata pria asal Paris ini kepada Reuters melalui wawancara telepon, dikutip dari CNBC (27/7/2012).

Menurut Saint-Amans, meski uang ditransfer ke luar negeri, peraturan yang mendukung transparansi membuat pekerjaan petugas pajak jadi lebih mudah sekarang. Minggu lalu, The Tax Justice Network (TJN) memperkirakan ada US$ 21-32 triliun aset finansial disembunyikan di negara-negara tax haven yang berarti ada kerugian US$ 280 miliar dalam pendapatan pajak.

Uang sebanyak itu membuat harta orang terkaya kedua di dunia versi Forbes, Bill Gates seperti tak ada apa-apanya. Per Maret, majalah Forbes mencatat harta pendiri Microsoft nan dermawan itu mencapai US$ 61 miliar. Saint-Amans berpendapat bahwa perhitungan TJN terlalu besar.

“Saya rasa tidak tepat menggunakan perhitungan 450 orang seperti Bill Gates yang menyembunyikan hartanya. Itu sepertinya setara dengan 20.000 miliuner tak dikenal di dunia atau 200.000 orang dengan kekayaan bersih US$ 100 juta,” katanya.

The Scorpio Partnership, konsultan yang menganalisa industri manajemen kekayaan pribadi global memperkirakan setidaknya ada US$ 8 -9 triliun yang disimpan orang dengan kekayaan minimum US$ 1 juta di negara bebas pajak.

Saint-Amans yang memimpin Centre for Tax Policy and Administration OECD mengakui bahwa organisasinya tidak membuat perhitungan yang sama. “Saya lebih baik menggunakan sumber daya untuk memperbaiki kerangka kerja hukum dan menutup jalan keluar daripada coba menemukan 'angka ajaib' seperti itu.”

Dalam sebuah pernyataan beserta risetnya, TJN mengritik OECD dan organisasi internasional lain karena tidak berusaha cukup keras melacak harta kekayaan yang disembunyikan di negara bebas pajak. TJN berpendapat, memalukan karena institusi-institusi tersebut kurang berbakti dalam meriset isu tersebut.

Para pemimpin G20 setuju di pertemuan London untuk membongkar pengemplang pajak dan kerahasiaan perbankan. Mereka minta OECD untuk mengumumkan daftar tax haven berdasarkan seberapa kooperatifnya pihak otoritas setempat dalam merilis informasi tentang kepemilikan harta bebas pajak.

Hingga saat ini ada 89 negara di daftar pemutihan yurisdiksi OECD yang telah mengimplementasikan standar pajak yang sudah disetujui secara internasional. Menurut Saint-Amans, yurisdiksi ini menaungi lebih dari 800 perjanjian pertukaran informasi antar otoritas berbagai negara.

“Hingga 2009, negara-negara mengatakan adil dan benar jika menjaga kerahasiaan. Perubahan di dunia adalah, tidak ada lagi orang yang mengatakan hal itu. Jadi ini perubahan besar,” kata Saint-Amans.

Otoritas pajak Barat secara individual sudah bergerak duluan untuk menjaring lebih banyak lagi uang yang disembunyikan warganya di luar negeri melalui serangkaian amnesti yang menargetkan orang-orang dengan rekening dalam yurisdiksi seperti Swiss dan Liechtenstein.

Di waktu yang sama, mereka menimbulkan kegusaran di kalangan warga yang diduga mengemplang pajak. Ini meliputi penggunaan detil rekening Swiss yang dicuri dari HSBC oleh mantan pegawai IT yang jatuh ke tangan otoritas sekitar Eropa.

Kantor pajak HMRC Inggris berharap bisa mengumpulkan sekitar 3 milyar poundsterling dari amnesti yang menawarkan kelonggaran bagi orang dengan rekening di Liechtenstein jika mereka datang sukarela. Sementara kesepakatan yang sama terhadap rekening Swiss akan mengumpulkan hingga 7 milyar poundsterling.

Juru kampanye berargumen kalau inisiatif semacam itu hanya akan sukses tercapai dalam skala kecil karena industri finansial dirancang untuk memastikan kerahasiaan lintas yurisdikasi berlapis membuatnya tidak mungkin untuk tuntas memberantas penggelapan pajak atau pencucian uang.



(ang/ang)


Sumber: DetikFinance.com

No comments:

Post a Comment