picture: mcapfinancials.com |
Kali ini kita akan membahas isu pelonggaran kuantitatif atau lazim disebut Quantitative Easing (QE), yang baru saja diberlakukan oleh negara-negara maju. Tentunya tidak satu atau dua kali Anda mendengar istilah ini, sebagian investor cukup mafhum namun banyak pula yang masih bertanya-tanya. Apakah sesungguhnya pelonggaran kuantitatif dan apa dampaknya bagi pergerakan market? Untuk lebih memperoleh kejelasan, silakan simak ulasan berikut ini.
Salah satu pertimbangan utama dari sebuah kebijakan moneter suatu negara adalah tingkat inflasi. Secara garis besar, inflasi adalah indikator yang menggambarkan tingkat perubahan dari proses kenaikan harga beberapa komponen vital yang berlangsung terus menerus dan saling mempengaruhi. Istilah ini juga dipakai untuk mengukur ketersediaan alat tukar (uang) yang seringkali dipandang sebagai pemicu kenaikan harga. Dengan demikian, nilai mata uang terhadap barang dan jasa konsisten turun secara berkala. Dalam hukum ekonomi, pemicu inflasi digolongkan menjadi dua, yakni faktor yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Inflasi dalam negeri bisa disebabkan oleh defisit anggaran belanja negara dan kegagalan pasar dalam menjaga harga pangan. Sedangkan inflasi dari luar negeri dipengaruhi oleh kenaikan harga barang-barang impor. Lonjakan harga bisa terjadi akibat tingginya biaya produksi eksportir maupun tarif impor barang. Berdasarkan tingkat kenaikan harga, inflasi dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori: