Monday, June 11, 2012

Biaya Memulai Usaha RI 4 Kali Lipat Thailand

VIVAnews - Anak usaha Bank Dunia, International Finance Corporation atau IFC, menilai penerapan dana minimum untuk menanamkan investasi di Indonesia masih menjadi kendala para investor asing guna menempatkan modalnya di Tanah Air.

"Indonesia adalah salah satu negara yang masih menerapkan modal investasi minimum, sehingga tingkat investasi yang ada di Indonesia tidak sekompetitif negara-negara lainnya," ujar Operation Officer Investment Climate IFC, Sandra Pranoto di kantor Apindo, Kuningan, Jakarta, Senin 11 Juni 2012.

Sandra mengungkapkan, peringkat daya saing Indonesia saat ini masih berada di posisi 129 dunia. Padahal, negara pesaingnya seperti Malaysia sudah berada di posisi 18, Thailand 17, dan Singapura di urutan teratas dunia.

Penerapan modal minimum, menurut Sandra, bukan hanya satu-satunya alasan Indonesia tidak dilirik dalam hal investasi.

Indonesia yang diwakili oleh Jakarta sebagai kota dengan perekonomian terbesar, kalah dalam hal biaya untuk memulai usaha. Saat ini, biaya untuk mendirikan suatu usaha di Indonesia mencapai 22 persen dari pendapatan per kapita.
“Ini lebih besar empat kali lipat dari yang harus dikeluarkan pengusaha jika mereka menanamkan modalnya di Thailand,” ujarnya.

Di samping izin usaha, IFC juga mencatat biaya pendaftaran properti di Indonesia masih relatif besar. Setidaknya, investor harus merogoh tambahan uang sebesar 11 persen dari nilai properti. Padahal, negara-negara anggota APEC lainnya hanya mengenakan sekitar 3,7 persen. (art)

No comments:

Post a Comment