Wednesday, June 6, 2012

Pilihan Investasi, Reksa Dana Saham Dolar


VIVAnews - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, menggandeng Standard Chartered Bank sebagai distributor reksa dana Manulife Greater Indonesia Fund. Produk reksa dana saham itu berdenominasi dolar Amerika.

"Ini adalah pilihan investasi yang berguna bagi investor yang memiliki dolar Amerika," kata Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen, Legowo Kusumonegoro, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu 20 Mei 2012.

Legowo mengatakan, Standard Chartered Bank merupakan bank agen penjual pertama yang memasarkan produk ini ke masyarakat umum. Manulife Aset Manajemen telah menjalin kerja sama dengan Standard Chartered Bank selama 11 tahun.

"Dengan kualitas pelayanan yang baik serta luasnya jangkauan pemasaran Standard Chartered, kami yakin kemitraan ini akan memberi manfaat bagi nasabah kedua institusi," ujar Legowo.

General Manager of Wealth Management and Country Marketing Head Consumer Banking, Standard Chartered Bank, Lanny Hendra mengatakan, Standard Chartered berupaya untuk terus mengembangkan berbagai produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

"Kami bangga sebagai bank pertama di Indonesia yang dapat bermitra bersama Manulife Aset Manajemen dalam meluncurkan Manulife Greater Indonesia Fund sebagai alternatif produk investasi bagi nasabah kami," tuturnya.

Manulife Greater Indonesia Fund sebagai produk yang unik, karena merupakan satu-satunya reksa dana saham di Indonesia yang berdenominasi dolar Amerika. Dengan investasi minimum US$100, nasabah dengan profil risiko yang sesuai, dapat langsung menjadi investor reksa dana reksa dana itu.

"Dari reksa dana ini, investor dapat berinvestasi dalam mata uang dolar Amerika dan tetap mendapatkan peluang investasi di pasar modal Indonesia," tuturnya.

Namun, dia mengingatkan, seperti investasi pada umumnya, investor diharapkan untuk memahami pontensi risiko yang terkandung sebelum membuat keputusan investasi.

Sejak awal diluncurkan pada 14 September 2011, Manulife Greater Indonesia Fund memberikan imbal hasil sebesar 23,93 persen hingga akhir Maret 2012. Kinerja ini lebih baik dibandingkan tolok ukurnya, yaitu indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam mata uang dolar AS, yang berkinerja 3,17 persen pada periode yang sama.

No comments:

Post a Comment