VIVAnews - Perdagangan bursa saham dunia pada hari ini, Senin 4 Juni 2012 bakal menjadi pertaruhan bagi para investor dan pialang dalam memutuskan untuk membeli atau menjual saham. Kebimbangan itu muncul, setelah indeks S&P 500 mencetak rekor terendahnya sepanjang 200 hari terakhir ini.
Di saat sejumlah komentar menganggap pentingnya penyatuan fiskal di antara negara-negara Eropa, tampaknya hal itu belum cukup untuk menggiring pasar saham dunia pada terotiri positif. Apalagi, indeks Dow Jones menyentuh level terendahnya setahun terakhir. Begitu pula dengan indeks S&P 500.
Dalam perdagangan elektronika hari Minggu kemarin, indeks S&P tercatat melemah 0,9 persen. Hal ini mengindikasikan penurunan perdagangan saham pada Senin ini waktu Amerika Serikat.
"Sentimen negatif terus memunculkan sikap pesimistis dari investor. Perusahaan pengelola dana tampaknya sudah lagi tak tertarik dengan pasar saham," kata Director of Reserach for Schaeffer's Investment Research in Cincinnati, AS, Todd Salamone seperti dikutip dari laman Reuters, Senin 4 Juni 2012.
Sepanjang pekan lalu, rata-rata indeks saham Dow Jones tercatat melemah 2,7 persen. Sedangkan indeks Standard & Poors 500 (SPX) turun tiga persen. Penurunan juga terjadai pada indeks Nasdaq (IXIC) yang melemah 3,2 persen.
Dua indeks saham AS yaitu Dow JOnes dan S&P 500 tercatat telah melemah 10 persen dari puncak tertinggi mereka. Kondisi yang bagi sebagian investor dianggap sebagai langkah koreksi pasar modal.
Nikkei RontokDi tempat terpisah, indeks saham Jepang, Nikkei225 tercatat melemah tajam pada perdagangan hari ini. Bahkan, indeks Topix di bursa Jepang mencetak pelemahan terbesarnya semenjak 28 tahun terakhir.
Rontoknya bursa saham Jepang ini akibat sentimen negatif dari data-data perekonomian AS yang mengecewakan. Sebelumnya, investor juga telah disuguhi kabar kurang menyenangkan dari perlambatan ekonomi China dan krisis surat utang Eropa yang makin parah.
Indeks Nikkei tercatat turun 2,1 persen ke level 8.267,31 atau terendah sejak enam bulan terakhir. Sepanjang tahun ini, indeks Nikkei tercatat terkoreksi hingga 27 persen.
Sementara itu, indeks Topix melemah 2,1 persen ke level 693,35. Ini adalah level yang tak pernah terlihat semenjak tahun 1983.
Di antara sejumlah saham yang mengalami pelemahan terbesar, tercatat nama Sony Corp, produsen Walkman dan PLaystation. Saham Sony melemah 1,5 persen ke level di bawah 1.000 yen. Ini adalah level terendah sejak tahun 1984.
Pelemahan juga terjadai pada sejumlah saham produsen otomotif. Toyota Motor Corp turun 3,5 persen, Nissan Motor Co 2,9 persen, dan Mazda Motor Corp anjlok 5,2 persen. (asp)
Di saat sejumlah komentar menganggap pentingnya penyatuan fiskal di antara negara-negara Eropa, tampaknya hal itu belum cukup untuk menggiring pasar saham dunia pada terotiri positif. Apalagi, indeks Dow Jones menyentuh level terendahnya setahun terakhir. Begitu pula dengan indeks S&P 500.
Dalam perdagangan elektronika hari Minggu kemarin, indeks S&P tercatat melemah 0,9 persen. Hal ini mengindikasikan penurunan perdagangan saham pada Senin ini waktu Amerika Serikat.
"Sentimen negatif terus memunculkan sikap pesimistis dari investor. Perusahaan pengelola dana tampaknya sudah lagi tak tertarik dengan pasar saham," kata Director of Reserach for Schaeffer's Investment Research in Cincinnati, AS, Todd Salamone seperti dikutip dari laman Reuters, Senin 4 Juni 2012.
Sepanjang pekan lalu, rata-rata indeks saham Dow Jones tercatat melemah 2,7 persen. Sedangkan indeks Standard & Poors 500 (SPX) turun tiga persen. Penurunan juga terjadai pada indeks Nasdaq (IXIC) yang melemah 3,2 persen.
Dua indeks saham AS yaitu Dow JOnes dan S&P 500 tercatat telah melemah 10 persen dari puncak tertinggi mereka. Kondisi yang bagi sebagian investor dianggap sebagai langkah koreksi pasar modal.
Nikkei RontokDi tempat terpisah, indeks saham Jepang, Nikkei225 tercatat melemah tajam pada perdagangan hari ini. Bahkan, indeks Topix di bursa Jepang mencetak pelemahan terbesarnya semenjak 28 tahun terakhir.
Rontoknya bursa saham Jepang ini akibat sentimen negatif dari data-data perekonomian AS yang mengecewakan. Sebelumnya, investor juga telah disuguhi kabar kurang menyenangkan dari perlambatan ekonomi China dan krisis surat utang Eropa yang makin parah.
Indeks Nikkei tercatat turun 2,1 persen ke level 8.267,31 atau terendah sejak enam bulan terakhir. Sepanjang tahun ini, indeks Nikkei tercatat terkoreksi hingga 27 persen.
Sementara itu, indeks Topix melemah 2,1 persen ke level 693,35. Ini adalah level yang tak pernah terlihat semenjak tahun 1983.
Di antara sejumlah saham yang mengalami pelemahan terbesar, tercatat nama Sony Corp, produsen Walkman dan PLaystation. Saham Sony melemah 1,5 persen ke level di bawah 1.000 yen. Ini adalah level terendah sejak tahun 1984.
Pelemahan juga terjadai pada sejumlah saham produsen otomotif. Toyota Motor Corp turun 3,5 persen, Nissan Motor Co 2,9 persen, dan Mazda Motor Corp anjlok 5,2 persen. (asp)
No comments:
Post a Comment