VIVAnews - Investor perlu mengelola risiko investasi dengan tepat untuk mengelola portofolionya. Terlebih dalam kondisi pasar modal yang tengah menurun seperti saat ini.
Senior Vice President Retail Investment and Consumer Treasury Head, Citi Indonesia, Harsya Prasetyo, membagi tips untuk para investor agar bisa mengelola risiko. Pertama, menyisihkan dana likuid berupa deposito atau tabungan sebesar 12 bulan biaya hidup sebagai dana darurat. Dana ini di luar dana yang akan diinvestasikan.
Kedua, menerapkan cara investasi yang lebih sistematis seperti Dollar Cost Averaging dan melakukan diversifikasi. Yang dimaksud Dollar Cost Averaging yaitu teknik investasi yang dilakukan secara teratur atau bertahap.
Senior Vice President Retail Investment and Consumer Treasury Head, Citi Indonesia, Harsya Prasetyo, membagi tips untuk para investor agar bisa mengelola risiko. Pertama, menyisihkan dana likuid berupa deposito atau tabungan sebesar 12 bulan biaya hidup sebagai dana darurat. Dana ini di luar dana yang akan diinvestasikan.
Kedua, menerapkan cara investasi yang lebih sistematis seperti Dollar Cost Averaging dan melakukan diversifikasi. Yang dimaksud Dollar Cost Averaging yaitu teknik investasi yang dilakukan secara teratur atau bertahap.
Cara ini juga memberikan kesempatan lebih tinggi bagi investor untuk meraih keuntungan, karena investor mendapatkan harga rata-rata investasi per unit yang lebih rendah dibanding cara investasi bukan melalui teknik ini.
"Manfaat lainnya, investor tak perlu mengira-ngira waktu yang tepat untuk investasi (timing the market) atau mengikuti keputusan investasi orang lain, karena investasi dilakukan secara berkala," ujar Harsya di Jakarta, Selasa, 15 Mei 2012.
Sementara itu, cara yang lain yaitu melakukan diversifikasi. Meski terlihat sederhana, konsep ini tidak mudah untuk diterapkan. Hal ini disebabkan oleh faktor psikologi yang cenderung untuk melakukan overtrading.
"Manfaat lainnya, investor tak perlu mengira-ngira waktu yang tepat untuk investasi (timing the market) atau mengikuti keputusan investasi orang lain, karena investasi dilakukan secara berkala," ujar Harsya di Jakarta, Selasa, 15 Mei 2012.
Sementara itu, cara yang lain yaitu melakukan diversifikasi. Meski terlihat sederhana, konsep ini tidak mudah untuk diterapkan. Hal ini disebabkan oleh faktor psikologi yang cenderung untuk melakukan overtrading.
Investor sebaiknya mendiversifikasi portofolio ke berbagai jenis aset dengan komposisi yang sesuai dengan profil risikonya. "Dengan diversifikasi yang sesuai, investor memiliki kemungkinan lebih besar untuk mencapai tujuan investasinya," ujarnya. (art)
No comments:
Post a Comment