VIVAnews - Indeks saham di bursa Asia sebagian besar tergelincir pada perdagangan awal pekan ini, Senin 25 Juni 2012. Namun, investasi safe haven pada mata uang dolar meningkat.
Kekhawatiran akan goyahnya pertumbuhan global dan krisis utang di Eropa terus melemahkan kepercayaan investor. Kendati demikian, indeks saham Jepang menguat dipicu pelemahan yen.
Bursa Eropa juga jatuh, meskipun sedikit bergairah di akhir pekan lalu. Hal itu dipicu ketidakpastian akan kucurnya dana pada sistem perbankan zona euro. Sebab, pelaku pasar masih tidak yakin bahwa pertemuan puncak Uni Eropa pada Kamis dan Jumat lalu akan membuat kemajuan substansial terhadap penyelesaian krisis.
Analis Barclays Capital berharap, pertemuan para pemimpin zona euro tersebut akan menghasilkan retorika lebih kuat untuk mendukung peta jalan ke arah integrasi fiskal yang ketat, bukan solusi definitif.
"Ini mungkin mengecewakan pasar sampai batas tertentu. Untuk itu, kami menyarankan lebih memilih investasi pada dolar terhadap mata uang Eropa untuk jangka panjang selama sepekan ini," tulis mereka dalam sebuah catatan seperti dikutip laman Reuters.
Indeks acuan saham Asia Pasifik MSCI di luar Jepang turun 0,4 persen, di mana pasar saham Korea Selatan kehilangan lebih dari satu persen. Namun, di bursa Tokyo sejumlah saham rata-rata melawan tren. Indeks Nikkei 225 naik 0,2 persen, karena ekspor Jepang didukung mata uang yang melemah.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat rebound lebih dari 0,5 persen pada penutupan transaksi Jumat lalu. Namun, indeks berjangka yang diperdagangkan di Wall Street turun sekitar 0,4 persen. Hal itu, menunjukkan keuntungan mungkin berumur pendek.
Investor khawatir bahwa krisis utang Eropa akan menambah perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Terutama, setelah munculnya data manufaktur global yang dirilis Kamis lalu yang menunjukkan pelemahan.
Mata uang euro tergelincir sekitar 0,3 persen menjadi US$1,2534, sedangkan dolar AS naik hingga 0,2 persen terhadap sebagian besar mata uang utama dunia.
Namun, harga komoditas industri yang turun tajam pekan lalu kembali stabil di tengah kekhawatiran pertumbuhan global. Minyak mentah Brent bercokol di level US$91 per barel dan tembaga menjadi sekitar US$7.315 per ton. (art)
sumber : vivanews
No comments:
Post a Comment