Jakarta - Bos AirAsia Tony Fernandes menyatakan lega
sudah tidak lagi terikat dengan maskapai yang sakit-sakitan, Malaysian
Airlines (MAS). AirAsia akan bisa lebih fokus mengembangkan dirinya
sendiri.
Salah satu pihak yang paling menentang keterikatan ini
adalah serikat pekerja MAS yang sering berdemo untuk menolak hal
tersebut. Selain itu, menurut Fernandes, maskapai milik negara Malaysia
itu juga punya banyak masalah yang sulit.
"Ini seperti menelan
pil untuk menurunkan tingkat tekanan darah begitu rencana tersebut
batal. Saya serius," katanya kepada The Edge business daily yang dikutip
AFP, Senin (18/6/2012).
"Kadang ada perlunya Anda
disadarkan oleh seseorang. Kami sudah membangun maskapai yang luar biasa
AirAsia, kami tidak menyadarinya sampai melihat maskapai lain,"
ujarnya.
Komentar ini keluar hanya dua hari setelah AirAsia
mengumumkan untuk memindahkan kantor divisi perencanaan strategis dari
Malaysia ke Indonesia. Tindakan tersebut dilakukan guna memperluas
operasi regional.
Bulan Agustus tahun lalu, maskapai murah
AirAsia bersedia membeli 20,5% saham Malaysia Airlines melalui kerjasama
strategis yang diharapkan bisa menyelamatkan maskapai milik negara yang
sedang merugi tersebut.
Kerjasama itu akan memberikan kesempatan
kepada CEO AirAsia, Tony Fernandes, yang sudah mulai memimpin maskapai
itu sejak hampir sepuluh tahun lalu, melakukan penyelamatan terhadap
maskapai milik pemerintah tersebut.
Perusahaan investasi milik
negara Malaysia, Khazanah Nasional, yang sebelumnya menguasai 70% saham
Malaysia Airlineas akan memegang 10% saham di Tune Air, induk usaha
AirAsia setelah dilakukan tukar guling saham.
Akan tetapi,
perjanjian tersebut menyulut kontroversi setelah 15.000 serikat pekerja
Malaysia Airlines melakukan protes karena ditakutkan akan terjadi
pemangkasan pegawai dalam rangka efisiensi.
"Memang bisnis itu harus sedikit menderita dulu sebelum sukses, tidak bisa enak-enakan tanpa hasil saja," katanya.
Sehingga,
rencana tukar guling saham (share swap) pun terpaksa dibatalkan akibat
desakan serikat pekerja tersebut. "Akhirnya kami sampai pada poin yang
percuma untuk dibahas lebih lanjut... saya senang semuanya sudah
berakhir," tambahnya.
(ang/dnl) Angga Aliya - detikfinance
No comments:
Post a Comment