VIVAnews - Hasil pemilu di Yunani yang mengindikasikan kemenangan untuk kubu pendukung bailout
bakal berimbas positif ke pasar saham. Indikasi itu terlihat, setelah
di awal perdagangan, saham-saham di bursa kawasan Asia juga bergerak
menguat.
Pada transaksi pagi ini, indeks Nikkei di bursa Tokyo menguat 1,8
persen, Topix di bursa Korea juga naik 1,8 persen. Sementara itu, indeks
MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,7 persen.
Analis
PT MNC Securities, Edwin Sebayang, memprediksi bursa global, termasuk
Indonesia diperkirakan menguat pada transaksi Senin, 18 Juni 2012,
setelah Partai New Democracy sebagai pendukung bailout untuk sementara memimpin perolehan suara pemilu di Yunani.
Dengan 97 persen dari total surat suara sudah dihitung, Partai
Demokrasi Baru berada di urutan pertama dengan dukungan suara 29,7
persen. Peringkat kedua adalah kubu sayap kiri, Partai SYRIZA dengan
26,9 persen suara, diikuti oleh mitra koalisi Demokrasi Baru, yaitu
Partai Sosialis PASOK dengan 12,3 persen.
"Persoalan bukan hanya berhenti siapa pemenang pemilu, tetapi, apakah
bisa terbentuk pemerintahan koalisi yang utuh dan permanen," kata Edwin
dalam risetnya di Jakarta, hari ini.
Dia menjelaskan, jika tidak
dapat terbentuk pemerintahan yang solid, kejadian pemilu ulang akan
terjadi lagi. "Ini bisa menjadi era 'Never Ending Story' dan jadi
'berita buruk' bagi pasar," ujarnya.
Pekan ini, menurut Edwin,
hasil pemilu Yunani akan berpotensi meningkatkan turbulensi di pasar
keuangan. Bahkan, beberapa bank sentral besar dunia sudah mempersiapkan
diri seperti bank sentral Inggris yang menyediakan dana untuk
perbankannya sebesar £100 miliar atau setara US$155 miliar.
Namun,
dia menambahkan, bukan berarti sepanjang pekan ini pasar akan sepi.
Karena Bank Sentral AS juga akan mengeluarkan kebijakannya pada Rabu
setelah pertemuannya selama dua hari. Investor akan dihadapkan pada
peringatan mengenai peringkat utang sejumlah negara, setelah Fitch
Ratings Agency memangkas peringkat utang Mesir menjadi berstatus
"sampah".
Pada transaksi hari ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI diperkirakan bergerak di kisaran 3.786-3.890.
Saham-saham
yang masih direkomendasikan beli di antara di sektor pertambangan
seperti PT Indotambang Raya Megah Tbk (ITMG), PT Aneka Tambang Tbk
(ANTM), dan PT Timah Tbk (TINS). Selain itu, terdapat saham PT Bank
Mandiri Tbk (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Jasa
Marga Tbk (JSMR).
Analis PT Lautandhana Securindo, Willy Sanjaya, juga memprediksi pasar saham masih berpotensi melanjutkan rebound,
karena dia yakin pemerintah Yunani akan bertindak menyelamatkan
negaranya. "Tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan, apalagi sejumlah
indeks global dan regional juga masih menguat," ujar Willy kepada VIVAnews.
Sementara itu, indeks Dow Jones juga menguat 0,9 persen, S&P terangkat 1,03 persen, dan Nasdaq naik 1,29 persen.
Dia menjelaskan, krisis yang terjadi saat ini di Eropa berbeda dengan
2008. Krisis yang melanda Eropa lebih terkait dengan negara, sedangkan
2008 menyangkut perusahaan. "Kan beda. Apalagi, sebelum membeli saham,
yang dilihat investor adalah fundamental perusahaannya," tuturnya.
Saat
ini, dia menilai, merupakan waktu yang tepat bagi sejumlah saham untuk
kembali berbalik arah menguat. "Saya melihat, banyak harga saham yang
sudah murah akan cepat rebound," tuturnya. (eh)
No comments:
Post a Comment