Thursday, June 21, 2012

Krisis Eropa, Cermati Sektor yang Menjanjikan


VIVAnews - Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) optimistis target 25 perusahaan yang akan menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia tercapai hingga akhir tahun ini.

"Melihat fundamental ekonomi, kami masih optimistis target itu tercapai," kata pengurus AAEI, Pardomoan Sihombing saat berdiskusi bersama wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis 21 Juni 2012.

Menurut analis PT Recapital Securities itu, kondisi ekonomi makro Indonesia saat ini masih kuat, meskipun ancaman krisis ekonomi global khususnya Eropa dan Amerika Serikat masih berlangsung. Secara fundamental, posisi Indonesia cukup kuat yang ditandai dengan terkendalinya inflasi serta BI Rate.
"Dibanding Malaysia dan Thailand, kita masih memberikan return lebih besar," ungkapnya.

Dalam penilaiannya, minimnya perusahaan untuk melepas saham pada semester pertama tahun ini, karena masih dominannya faktor eksternal. Terutama isu negatif seputar memburuknya krisis Eropa yang berasal dari Yunani. Sedangkan isu dalam negeri tidak terlalu berdampak.

"Sentimen lokal bisa dikatakan tidak ada lagi. Meski masih ada persoalan korupsi, politik, indeks masih kuat," ujar Pardomuan.
Namun, dia meyakini, pada semester dua, isu negatif itu akan mulai berubah dan pasar bakal kembali menarik.

Seiring potensi membaiknya isu eksternal, serta positifnya kinerja emiten saat ini, Pardomuan optimistis target IPO di bursa tahun ini bakal tercapai. "Banyak perusahaan yang sudah paparan publik Juni ini. Kami harapkan lebih banyak yang IPO," katanya.

Analis PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, menambahkan, sejak PT Bumi Resources Tbk backdoor listing sekitar tujuh tahun lalu, banyak kecenderungan investor yang beralih ke sektor komoditas tambang seperti batu bara dan mineral.
Namun, dia melanjutkan, seiring menurunnya harga kedua komoditas itu, banyak investor yang mengalihkan aset investasinya ke sektor lain yang lebih positif.

"Saya kira akan pindah dari komoditas ke sektor dalam negeri. Sebab, kalau perusahaan di sektor batu bara dan mineral mau IPO saat ini cukup berat," kata dia.

Beberapa sektor yang diprediksi menjadi incaran investor pada semester dua tahun ini adalah perbankan, konsumsi, ritel, konstruksi, jalan tol, dan infrastruktur. "Tapi, komoditas tidak semua kena, hanya nikel dan batu bara. Sebab, CPO masih imun dibanding yang lain," ungkapnya.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia menargetkan perolehan 25 perusahaan untuk IPO tahun ini. Target ini sama dengan tahun lalu atau sama dalam tiga tahun terakhir. (art)

No comments:

Post a Comment