VIVAnews - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menegaskan manajemen tidak akan membeli kembali (buyback) saham anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular Indonesia (Telkomsel) yang dimiliki Singapore Telecommunication Limited (SingTel).
Perusahaan telekomunikasi pelat merah ini menyatakan, SingTel hingga saat ini masih menjadi mitra Telkom di anak usahanya tersebut.
"Ke depan, buyback ini tidak akan jadi fokus kami," kata Direktur Keuangan Telkom, Honesti Basyir, ketika ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa 19 Juni 2012.
"Ke depan, buyback ini tidak akan jadi fokus kami," kata Direktur Keuangan Telkom, Honesti Basyir, ketika ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa 19 Juni 2012.
Honesti mengakui, dalam perkembangan industri telekomunikasi di masa mendatang, Telkom memperkirakan tidak ada perusahaan yang berani bermain sendirian.
Dengan alasan itu pula, manajemen Telkom memutuskan untuk tetap menggaet SingTel sebagai mitra kerja anak perusahaannya, Telkomsel. Apalagi, Telkomsel adalah penyumbang pendapatan terbesar bagi Telkom. "Saya tidak tahu akan seumur hidup atau tidak," kata dia.
Seperti diketahui, Telkom memiliki saham di Telkomsel sebesar 65 persen, sedangkan Singtel 35 persen. Ide untuk mengambil alih saham SingTel ini mengemuka setelah Kementerian Badan Usaha Milik Negara, sebagai wakil pemegang saham pemerintah Indonesia, mengusulkan agar Telkom membeli saham SingTel.
Seperti diketahui, Telkom memiliki saham di Telkomsel sebesar 65 persen, sedangkan Singtel 35 persen. Ide untuk mengambil alih saham SingTel ini mengemuka setelah Kementerian Badan Usaha Milik Negara, sebagai wakil pemegang saham pemerintah Indonesia, mengusulkan agar Telkom membeli saham SingTel.
Dalam perkembangannya, manajemen Telkom sempat mengusulkan agar pembelian kembali saham Telkomsel itu dilakukan dengan menukarkan saham Singtel di Telkomsel dengan saham Telkom.
Batal Akuisisi PacnetSementara itu, Honesti juga mengungkapkan, rencana Telkom mengakuisisi saham Pacnet Ltd kemungkinan tidak akan terealisasi. Hal ini disinyalir karena uji tuntas (due diligence) terhadap perusahaan penyedia jasa kabel optik di bawah laut yang bermarkas di Hong Kong itu, tidak sesuai dengan ekspektasi induk Telkomsel.
"Ya, kan kalau hasilnya tidak sesuai, tidak jadi dilakukan," kata Honesti.
Sesuai jadwal, tahapan yang dilakukan Telkom usai due diligence adalah memasukkan penawaran akuisisi. Sebelumnya, Honesti pernah menyebut jika nilai aset dari Pacnet diperkirakan di bawah US$1 miliar.
"Ya, kan kalau hasilnya tidak sesuai, tidak jadi dilakukan," kata Honesti.
Sesuai jadwal, tahapan yang dilakukan Telkom usai due diligence adalah memasukkan penawaran akuisisi. Sebelumnya, Honesti pernah menyebut jika nilai aset dari Pacnet diperkirakan di bawah US$1 miliar.
Dalam rencananya, akuisisi ini dapat membuka jalan bagi perusahaan pelat merah itu untuk masuk ke pasar regional, khususnya Asia Pasifik. Sementara itu, kontribusi Pacnet terhadap pendapatan Telkom di bisnis broadband bisa mencapai 15-20 persen. (art)
sumber : vivanews.com
No comments:
Post a Comment