Jakarta - Perusahaan efek anggota bursa (AB) menyatakan
kesiapannya untuk mengimplementasikan sistem transaksi perdagangan
terintegrasi dari mulai order, eksekusi transaksi, konfirmasi/afirmasi
hingga settlement (Straight Through Processing/STP) di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Adanya otomatisasi sistem perdagangan tersebut, diyakini akan membuat industri pasar modal Indonesia berkembang lebih baik.
"Saya
lihat AB sudah siap mengimplementasikannya. Ini kan hanya tinggal
menunggu live-nya saja. Sejauh ini, mereka (AB) memang telah
mempersiapkan infrastruktur serta sistem pendukung di back office-nya,"
ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Lily Widjaja, di
Jakarta, Senin.
Dia mengatakan, keberadaan STP sangat diperlukan
untuk mendukung industri pasar modal yang lebih baik. Selain membuat
keseluruhan proses transaksi menjadi lebih efisien, sistem ini juga akan
meminimalisir human error serta memberikan perlindungan lebih kepada
investor.
Proses ini, mampu mengurangi resiko terjadinya
penyimpangan, terutama dengan sistem kontrol yang bisa dilakukan nasabah
melalui kartu AKSes (acuan kepemilikan sekuritas), single investor Id
serta pemisahan Rekening Dana Nasabah (RDN).
Menurut Lily,
pemahaman AB terhadap sistem baru tersebut cukup baik. Mereka pun sudah
mempersiapkan infrastruktur serta sistem pendukungnya.
STP
direncanakan mulai bisa dilaksanakan pada pekan ini. Ketua Bapepam-LK
Nurhaida mengatakan, program ini merupakan salah satu fokus regulator,
guna menciptakan industri pasar modal yang lebih kuat. STP, menurut dia,
merupakan
Bagian dari master plan perkembangan industri pasar modal
dalam beberapa tahun ke depan, terutama dalam peningkatan infrastruktur
serta persiapan menghadapi rencana integrasi pasar modal ASEAN pada
2015.
"Memang ada yang kami fokuskan. Diantaranya masa transisi
penggunaan infrastruktur yang ada. Diantaranya data warehouse, SID, STP
dan kartu akses. Pada semester II/2012 program itu selesai," tutur
Nurhaida.
Nurhaida mengatakan saat ini sistem untuk implementasi
STP sudah dimiliki dan saling terintegrasi antar ketiga lembaga
penyelenggara pasar modal (self regulatory organizations). Regulator
bersama ketiga SRO saat ini tengah memastikan bahwa sistem perdagangan
tersebut dapat terintegrasi dengan sistem back office dari masing-masing
anggota bursa.“Saat ini sistem yang terhubung dengan back office dari
anggota bursa tengah dibenahi hingga seluruh sistem perdagangan di pasar
modal sudah terhubung semua," kata Nurhaida.
(wep/ang) Whery Enggo Prayogi - detikfinance
No comments:
Post a Comment